I live in
Kadangkala tempat-tempat yang kamu kunjungi menjadi sejarah yang indah dalam hidupmu
Siang itu aku terperanjat dari kursi kantor saat membaca email masuk melalui smartphone, 'Selamat! Kamu terpilih sebagai peserta yang lolos ke tahap dua program #TiketKemanapun, kini kesempatanmu untuk berangkat ke Raja Ampat semakin dekat! Tahapan selanjutnya yang harus kamu ikuti adalah membuat tulisan di blog dengan tema "Impianku di Raja Ampat”'. Perasaan haru bercampur gembira mendapat email dari detiktravel bekerjasama dengan tiket.com, saya pun bersemangat untuk menulis impian saya untuk berkunjung ke Raja Ampat. Meskipun kesibukan kantor hari-hari ini menyita pikiranku. Saya jadi teringat pada kunjungan saya di salah satu travel fair terbesar di Indonesia. Saat itu, saya dan seorang teman mengunjungi salah satu photobooth yang bisa dibilang sangat unik. Apa ya? Ternyata booth ini menyediakan foto gugusan pulau Pianemo di Raja Ampat sangat mirip aslinya. Selain foto latar yang mirip aslinya, ada juga beranda kayu yang membuat kita seakan-akan sedang berada di sana. Wah, beneran mirip aslinya kan? Namun, liburan ke Raja Ampat tidak semudah liburan ke Bandung atau ke Pahawang. Sebelum akhirnya beneran pergi ke Raja Ampat, aku harus mempersiapkan banyaaak hal. Selain agar perjalanan bisa lancar dan nyaman, saya juga ingin berbagi informasi dengan para pembaca semua. Oke, we will start! Transportasi Masalah transportasi adalah yang paling penting! Berhubung Raja Ampat jauh dan saya hanya punya waktu liburan yang terbatas, saya memilih perjalanan udara sebagai moda transportasi saya. Untuk pembelian tiket pesawat, saya selalu percaya kepada tiket.com. Mau nyari #TiketKemanapun pasti bisa ketemu di www.tiket.com. Pilihannya lengkap banget, termasuk ke Raja Ampat. Cukup dengan men-download aplikasinya kemudian mendaftar, kita langsung menjadi member TIX Point. Dengan jadi member, setiap transaksi baik pembelian tiket pesawat, hotel, kereta api, rental mobil, dan entertainment semuanya bakal dapet poin. Poinnya itu bisa digunakan buat potongan harga pembelian tiket juga loh, lumayan kan? Seneng deh kalo pakai tiket.com! Semuanya jadi mudah, cepat, dan murah. Oh iya, www.tiket.com selalu menyediakan promo-promo menarik juga loh. Pokoknya, jangan ragu menjadikan www.tiket.com solusi perjalanan wisata kalian. Menuju ke Raja Ampat, saya memesan tiket dengan rute Jakarta (CGK)-Marinda (RJM). Buat yang belum tahu, ini rute penerbangan baru loh. Sebelumnya hanya ada penerbangan ke Sorong dan harus lanjut menyeberang ke Waisai dengan menggunakan kapal laut. Sekarang kita bisa langsung ke Waisai dari Bandara Marinda. Jadi lebih deket deh ke Raja Ampatnya. Bagi yang belum mengetahui lokasi Bandara Marinda dapat melihat di peta kecil di bawah. Oh iya, aku beli tiketnya langsung dari smartphone-ku loh. Tinggal buka aplikasi www.tiket.com. Berbagai pilihan tiket sudah tersedia. Tinggal klik-klik cari, kelar deh. Gampang banget kan? Hal menarik lainnya yang dapat kamu temukan di website www.tiket.com adalah informasi mengenai penerbangan yang akan kamu inginkan. Kamu bisa lihat contohnya di link berikut. Informasi yang diberikan bermanfaat banget terutama untuk penerbangan baru seperti ke Raja Ampat. Nah, ini dia fakta terbaru mengenai transportasi udara dari Jakarta ke Raja Ampat.
Penginapan Setelah transportasi, masalah kedua yang juga penting adalah soal penginapan. Masak liburan tidurnya gak nyenyak kan? Penginapan yang baik sangat mempengaruhi suasana hati saat berlibur. Saya sengaja memilih Waiwo Dive Resort sebagai tempat menginap saya selama di Raja Ampat. Kenapa harus Waiwo Resort? Karena saya ingin menikmati pemandangan sunrise di Raja Ampat dengan spot yang sama ala Pak Presiden Jokowi. Saya bahkan sampai saved postingan Pak Jokowi di Instagram pada tanggal 5 Januari 2016 di dermaga Waiwo, Raja Ampat. Keren banget kan? Menurut beberapa situs, resort ini merupakan resort termurah di Raja Ampat. Satu lagi, resort ini dimiliki oleh orang Indonesia asli loh! Harganya berkisar Rp 500.000/orang per malamnya. Di sini terdapat 12 cottage, yang mana satu cottage-nya bisa diisi 3-4 orang. Fasilitas di dalamnya sendiri antara lain kasur, kipas angin, dan kamar mandi. Suasana hutan yang masih alami menjadi penyegar saat kita duduk-duduk di depan cottage. Asyiknya lagi, resort ini terletak di pinggir pantai. Pasir pantainya putihnya sangat indah. Kita bisa berenang atau bersantai di pantainya sampai puas (https://travel.detik.com). Nah, itu dia penginapan impianku di Raja Ampat. Kuliner Selain menyuguhkan pemandangan alam dan bawah lautnya yang Indah, Raja ampat juga kaya dengan kuliner khasnya loh. Tidak lengkap rasanya kalau liburan gak mencoba kuliner khas dan unik yang ada kan? Ini dia beberapa makanan khas Raja Ampat.: a. Sate Ulat Sagu Bagi beberapa orang mungkin terdengar aneh dan menakutkan jika harus memakan ulat. Tapi jangan salah, ulatnya bukan ulat bulu yang biasa kita lihat. Tapi, ulatnya adalah ulat sagu. Salah satu makanan pokok warga Papua selain sagu. Ulat ini memiliki kandungan protein yang tinggi, dan punya kandungan gizi yang dibutuhkan tubuh. Sate ulat sagu punya rasa yang khas. Kelezatannya tidak kalah enak dengan sate pada umumnya. Jadi penasaran mencicipi makanan unik khas Raja Ampat ini. b. Papeda Ikan Kuah Kuning Kuliner yang satu ini tidak hanya bisa ditemukan di Raja Ampat, tetapi juga di seluruh Papua dan Maluku. Yang membedakan Papeda di Raja Ampat dengan daerah lainnya adalah, papedanya selalu dipadukan dengan dengan ikan kuah kuning. Jenis ikan ini memang terkenal enak dan rasanya gurih. Dengan tekstur yang lengket seperti bubur, kuah papeda ini akan membuat lidah bergoyang untuk segera menikmatinya. c. Udang Selingkuh Nama makanan ini tergolong unik. Bagaimana tidak, bukan hanya manusia, udang pun bisa selingkuh. Ternyata, bahan utama masakan ini adalah udang yang memiliki capit seperti kepiting, sehingga mungkin dijuluki udang yang selingkuh dengan kepiting. Udang ini biasanya disajikan dengan cara direbus, digoreng ataupun dibakar. Makin tidak sabar untuk segera menikmatinya. Tempat Wisata Selanjutnya, tentulah kita harus membuat daftar tempat wisata yang bisa kita kunjungi di Raja Ampat. Raja Ampat terkenal dengan spot diving dan tentunya pemandangan gugusan pulau yang sangat indah. a. Pulau Pianemo Spot paling instagramable di Raja Ampat. Rasanya kurang afdol jika berkunjung ke Raja Ampat tanpa ke gugusan Pulau Pianemo. Untuk bisa menikmati pemandangan gugusan pulau Pianemo, kita harus menaiki lebih dari 300 anak tangga terlebih dahulu. Namun tak mengapa, rasa lelah lunas terbayar dengan melihat pemandangan super keren yang tersaji di hadapan mata. Sebagai tambahan, sejak postingan Pak Jokowi saat di Pianemo menjadi viral, kini semakin banyak orang yang penasaran dan ingin berkunjung ke pulau ini. b. Pulau Wayag Pulau Wayag hampir mirip dengan Pulau Pianemo. Kumpulan bukit dan gunung karst yang berada di tengah laut inilah yang menjadi daya tarik pulau ini. Gradasi warna air laut yang tenang menambah indahnya pemandangan salah satu pulau. Ikon Raja Ampat ini merupakan pulau terjauh dari Raja Ampat. Oleh karena itu, untuk tiba di tempat ini, diperlukan enam hingga tujuh jam perjalanan dengan speedboat dan harus berangkat pada malam atau subuh agar dapat mengelilingi pulau-pulau lainnya. (travel.kompas.com) c. Pulau Misool Pulau yang satu ini menurut saya adalah yang paling unik di antara pulau-pulau di Raja Ampat. Keunikan Pulau Misool adalah adanya deretan batu karang di bagian timur yang seperti "mengambang" di atas laut. Selain itu, di Misool kita juga bisa menikmati pemandangan pasir putih yang indah dengan pemandangan hutan mangrove hijau yang memesona. Airnya sangat bening, saking beningnya, kita bisa melihat berbagai jenis ikan, hiu, penyu, terumbu karang, dan lain-lain dari atas perahu. d. Pasir Timbul Mansuar Raja Ampat Pasir Timbul ini merupakan hamparan pasir yang hanya muncul pada waktu-waktu tertentu saja, tepatnya pada air laut sedang surut. Warna air laut saja ada dua, yang dangkal warnanya biru toska dan yang dalam berwarna biru gelap. Dari Pelabuhan Pariwisata Waisai Kabupaten Raja Ampat dibutuhkan waktu kurang lebih satu jam dengan menggunakan speedboat untuk sampai di Pasir Timbul. Cinderamata Terakhir, usai liburan di Raja Ampat tidak lengkap rasanya tanpa membawa oleh-oleh khas Raja Ampat. Tujuannya, tentu, biar keluarga atau sahabat juga bisa "merasakan" suasana liburan di Raja Ampat. Beberapa pilihan cinderamata yang dapat menjadi pilihan untuk dibawa pulang seperti: a. Tas Noken Oleh-oleh khas Raja Ampat ini merupakan tas yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia bukan benda loh. Terbuat dari serat kulit kayu, tas ini memiliki keunikan dalam cara pemakaiannya. Tidak seperti tas biasa yang diletakkan di pundak atau bahu, tas ini justru diletakkan di atas kepala. Ukurannya juga bervariasi dengan berbagai ragam warna. b. Topi Pari Arborek Topi yang pernah dipakai Pak Presiden Jokowi ini memiliki bentuk yang unik. Dinamakan topi pari karena bentuknya menyerupai ikan pari. Ikan pari bisa dengan mudah kita temui saat menyelam di di Arborek, tepatnya di spot Manta Point. Topinya bisa didapatkan di Arborek atau di toko oleh-oleh di Waisai, ibukota Kabupaten Raja Ampat. Mereka menjual produk ini dengan harga yang tergolong mahal, sekitar Rp100.000 hingga Rp300.000 per produknya, tergantung jenis dan tingkat kesulitan membuatnya. Tapi boleh lah, satu buah kita beli sebagai kenang-kenangan, hehe. c. Batik Papua Siapa bilang batik hanya di Yogyakarta dan Pekalongan. Papua juga memiliki batik yang tidak kalah menarik dengan batik-batik lainnya dari daerah-daerah di Indonesia. Batik Papua dikenal dengan motif-motifnya yang unik seperti motif cendrawasih, asmat, kamoro, prada dan tifa honai. Bagi yang menyukai batik, boleh juga nih. Lumayan buat menambah koleksi motif batik dari seluruh Indonesia. Masih banyak oleh-oleh khas Raja Ampat lainnya seperti koteka, patung, kaos Raja Ampat, gelang, batu intan dan lain-lain. Ternyata Raja Ampat tidak hanya kaya dengan pemandangan alam dan bawah lautnya saja, tetapi juga kaya akan kreativitas dan keseniannya. Wah, tidak terasa semua impian di Raja Ampat sudah dituliskan, mulai dari transportasi, penginapan, kuliner, tempat wisata yang akan dikunjungi hingga cinderamata yang akan saya bawa pulang nantinya. Jadi gak sabar nih ingin segera ke sana, hehe. Sampai ketemu di Raja Ampat!
2 Comments
Jika kamu ingin merasakan nikmatnya kuliner rumahan tempo dulu, maka saya merekomendasikan Warung Makan “Kopi Klotok” yang terletak di Pakem, DI Yogyakarta. Terletak sekitar satu jam dari Kota Yogyakarta, rumah makan berbentuk Joglo limasan kuno ini memikat para pengunjungnya dengan suasana pedesaaan, makanan sederhana khas jaman dulu, serta pemandangan sawah dan gunung merapi yang menambah nikmat santap siangmu. Menuju ke lokasi Kopi Klotok akan banyak penunjuk arah yang juga menampilkan jarak menuju rumah makan ini. Sepintas tidak ada yang spesial jika melihat dari luar. Hanya rumah tua khas Jawa tanpa ada papan nama ataupun spanduk. Namun begitu memasuki bangunan ini kita akan merasakan sensasi jaman dahulu kala. Bagaimana tidak, selain bangunannya yang merupakan rumah lama, perabotan, alat makan hingga dapur masih asli jaman dahulu. Ditambah lagi alunan musik jawa yang menambah kesan tempoe doeloe di warung makan ini. Menu makan yang tersedia disini cukup beragam. Mulai dari makanan berat hingga cemilan khas pedesaan seperti pisang goreng tersedia di warung ini. Semuanya diambil sendiri sesuai dengan porsi yang kita mau. Beberapa menu bisa diambil sepuasnya tanpa takut dihitung berapa banyaknya. Untuk menu favorit yaitu pisang goreng dan tempe goreng. Nikmat tiada duanya. Oh iya, semua makanan disini fresh from the oven, yang berarti masih hangat langsung dari penggorengan. Untuk menu pisang goreng biasanya tidak langsung tersedia dan harus memesan dulu. Berhubung menu favorit, pisang gorengnya cepet ludes. Konsep yang disajikan warung ini terbilang unik namun sangat nyaman dan asri. Kursi meja bener-bener asli dari jaman dahulu, lampu serta berbagai ornament dan hiasan meja menampilkan barang-barang jadoel layaknya rumah si mbah dulu. Walaupun saya bukan orang Jawa, tapi saya betul-betul menikmati dan merasakan kehidupan orang jawa di warung ini. Semua makanan yang tersedia di warung makan ini khusus untuk makan di tempat dan tidak disediakan plastik untuk makanan yang tersisa ataupun yang ingin dibawa pulang. Jadi pastikan kamu mengambil secukupnya, membawa plastik sendiri, ataupun membeli kerupuk sebagai oleh-oleh untuk mendapatkan plastik bersih sebagai wadah bagi makanan yang ingin kamu bungkus. *Ibu-Ibu* Berbagai menu yang ditawarkan di warung makan ini bisa dibilang tergolong murah bagi wisatawan dari luar Yogyakarta. Sudah makan sepuasnya untuk 3 orang, kami hanya perlu membayar 60rb-an. Untuk pembayaran, warung prasmanan ini sangat membutuhkan kejujuran dari tiap pengunjungnya. Jadi ingat kantin kejujuran waktu SMA. :P Jadi, jangan sampai lupa makanan-makanan apa saja yang telah diambil ^^ Salam Pesona Indonesia Warung Kopi Klotok Jl. Kaliurang KM 16, Pakem, DI Yogyakarta Operasional : Pkl 09.00 – 19.00 WIB Destinasi yang satu ini memang sudah cukup populer dan banyak dibicarakan khususnya di media social seperti Instagram dan Facebook. Tak heran, banyak orang menjadikan tempat wisata ini sebagai salah satu tempat wisata yang akan dikunjungi di Yogyakarta. Yogyakarta tidak hanya memiliki potensi wisata alam dan budaya yang sangat luar biasa. Wisata buatan hasil kreatifitas penduduknya juga banyak dan selalu menjadi tempat wisata yang sangat hits di kalangan wisatawan. Tak heran jika berkunjung ke Yogyakarta selalu ada tempat wisata baru yang wajib dikunjungi wisatawan. Upside down yang berlokasi di Jl. Ring Road Utara ini terletak tidak terlalu jauh dari pusat kota Yogyakarta. Jika melihat bangunan dari luar rasanya tidak yakin jika tempat yang tidak terlalu luas ini menyajikan 15 spot photo dunia terbalik dengan tema yang berbeda-beda. Dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 80.000 untuk dewasa dan Rp 40.000 untuk anak-anak kita akan langsung diajak menjelajahi spot-spot foto yang tersedia di dua lantai. Ditemani guest service, kita akan diarahkan untuk mendapatkan foto yang benar-benar seperti terbalik. Selain itu kita juga dipersilahkan untuk bereksplorasi dengan gaya-gaya unik namun tetap diarahkan agar kelihatan seperti terbalik sungguhan. Untuk 5 spot pertama, guest service yang sekaligus juru photo ini masih sabar mengarahkan saya, tapi karena banyaknya permintaan dari pengunjung lain atau dianya kecapean, sepertinya dia mulai bosan dan kurang fokus. Akhirnya saya pergi ke spot lain sambil menunggu guest service lain yang sedang free. Secara keseluruhan, dengan harga tiket masuk sebesar Rp 80.000, rasanya agak mahal hanya untuk 15 spot photo. Selain itu kita juga harus bawa kamera sendiri karena jika foto dengan menggunakan handphone kurang begitu bagus (tersedia penyewaan kamera sebesar Rp 30.000 per jam) dan yang menjadi perhatian adalah hospitality dari para guest service-nya. Mereka terkesan cuek dan kurang ramah kepada para pengunjung yang ingin bertanya pose / gaya foto ataupun meminta tolong di-foto-in. Namun, tempat wisata ini menghasilkan kepuasan tersendiri untuk para wisatawan yang berkunjung karena sepulangnya dari sini akan tersedia banyak stock photo dengan latar belakang berbeda-beda. hehe Berikut tips berwisata di Upside Down Yogyakarta:
1. Datang lebih pagi Tempat wisata ini masih cenderung baru dan ruangannya juga tidak terlalu luas. Datang lebih pagi membuat kita lebih leluasa bereksplorasi di semua spot photo tanpa takut pengunjung lain menggerutu ataupun menunjukkan muka masamnya kepada kita. 2. Bawa kamera terbaikmu Dengan harga tiket masuk yang lumayan mahal, rasanya harus sebanding dengan hasil photo yang memuaskan. Jangan lupa bawa kamera terbaikmu dan jepret pose terunikmu sebagai kenang-kenangan 3. Gunakan pakaian yang nyaman Ruangan yang tidak terlalu luas dan pengunjung yang ramai sedikit membuat gerah di tempat wisata ini. Selain itu kita juga akan berpose dengan banyak gaya seperti tiduran, loncat, nempel di dinding, meraih benda, dll. 4. Bawa barang seperlunya Selama berada di ruangan, kita akan melepas sepatu dan disimpan di rak terbuka bersama dengan sepatu pengunjung lain. Jadi pastikan kamu ingat letak penyimpanan sepatumu. Selain itu selama berfoto, barang-barang seperti tas akan diletakkan sendiri di sebelah spot photo kita karena tempat wisata ini tidak menyediakan loker penyimpanan barang. 5. Cerdik dan Gesit Untuk wisatawan yang datang sendiri atau berdua pasti akan kesulitan untuk melakukan photo. Jadi pastikan membooking salah satu guest service yang kamu rasa cukup ramah untuk menjadi juru photo dan penata gayamu. Bergaya secepat dan seunik mungkin. Sebaiknya kamu sudah searching berbagai pose unik di setiap spot photo agar tidak terlalu kaku. Saran untuk pengembangan tempat wisata ini:
Jika berwisata ke Yogyakarta, jangan lupa mampir ke tempat wisata ini. Rasakan sensasi dunia terbalik dan keunikan koleksi photo-photomu. Salam Pesona Indonesia ^^ Wisata Buatan Upside Down World Yogyakarta Alamat: Jln. Ring Road Utara, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta Jam Operasional: Weekday (09.00 - 21.00 WIB) Weekend (09.00 - 22.00 WIB) Harga Tiket Masuk : Rp. 80.000 (dewasa) dan Rp 40.000 (anak-anak) Januari 2017 Harga Tiket Parkir : Rp. 5.000 (mobil) ; Rp 3.000 (motor) Taman wisata Leang-leang benar-benar menakjubkan. Dikelililingi bukit-bukit hijau nan rimbun dengan karst yang sangat luas dan goa-goa yang menyimpan cerita zaman purba menjadikan destinasi ini sangat menarik untuk dikunjungi. Terletak tidak jauh dari Taman Nasional Bantimurung dan hanya 1 jam dari Kota Makassar, Leang-leang dapat menjadi pilihan libur akhir pekan dan liburan sekolah. Menuju ke taman wisata Leang-leang, kita akan memasuki jalanan sempit di antara pedesaan dengan pemandangan sawah hijau dan rumah-rumah tradisional penduduk yang dikelilingi pegunungan karst yang sangat indah. Pegunungan karst ini merupakan pegunungan terbesar kedua di dunia setelah pegunungan karst Guangzhou di China. Begitu memasuki areal taman wisata prasejarah ini langsung terlihat karst yang membentuk pola yang sangat unik. Dikelilingi rumput yang tertata rapi serta jalan setapak di antara batu karst, menambah keindahan pemandangan taman wisata ini. Kami pun tidak sabar untuk segera mengabadikan pemandangan ini. Puas berkeliling di antara batu-batu karst, kami segera menuju ke leang-leang. Leang-leang dalam bahasa lokal berarti gua. Di dalam taman wisata prasejarah Leang-leang ini terdapat 2 goa yaitu Goa Petta Kere dan Goa Pattae. Sebenarnya ada 30 leang-leang yang tersebar di kawasan Maros ini yang semuanya menyimpan cerita yang berbeda-beda. Gua yang pertama kami kunjungi adalah Gua Petta Kere. Menuju ke goa ini kita akan menaiki beberapa anak tangga. Gua ini menyimpan tanda peradaban zaman purba; bukan fosil manusia ataupun hewan purba, melainkan lukisan di dinding gua yang sangat langka dan memiliki cerita di balik pembuatan jejak sejarah ini. Berdasarkan penuturan salah satu juru pelihara di Leang-leang ini, peninggalan berupa gambar gambar telapak tangan babi rusa yang berada di dinding gua dipercaya merupakan salah satu cara untuk mengusir roh jahat yang akan mengganggu manusia purba. Lukisan telapak tangan pada dinding gua ini dibuat menggunakan ramuan dari tumbuh-tumbuhan dan Oker (sejenis tanah merah yang mengandung zat besi) sehingga berwarna merah, dibuat dengan 2 cara yakni dengan cara positif berupa menempelkan tangan di dinding gua kemudian disembur dengan air ramuan dan cara negatif yakni mencelupkan tangan mereka ke dalam ramuan dan kemudian menempelkannya ke dinding gua. Seperti gua lainnya, leang-leang ini juga memiliki ruang di dalamnya. Namun karena tidak tersedianya fasilitas penerangan seperti senter atau lampu, jadi kita agak kesulitan memasuki guanya. Dengan penerangan seadanya dari flash kamera, kami mulai menyusuri bagian dalam gua ini. Sayangnya dinding gua ini sudah banyak dicoret-coret oleh pengunjung yang kurang bertanggungjawab. Kami kemudian meneruskan perjalanan ke goa yang kedua, yakni Goa Pattae. Tidak terlalu jauh dari Goa Petta Kere, kali ini jalan yang dilalui juga tidak terlalu sulit. Kami hanya berfoto di mulut goanya saja karena cuaca yang sangat panas dan sudah kelelahan berkeliling di goa yang pertama. Sekilas goa ini hampir sama dengan Goa Petta Kere, namun goa ini lebih luas dan panjang. Secara keseluruhan, goa Petta Kere dan Goa Pattae sangat menarik dan memiliki keunikan yang jarang didapatkan di goa-goa lainnya. Ditambah dengan pemandangan alamnya yang masih sangat alami dan bersih serta langit Sulawesi yang sangat biru, menambah daya tarik taman wisata Leang-leang ini. Namun masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki, misalnya dari sisi pemasaran, taman wisata prasejarah ini masih kurang dipromosikan oleh kabupaten / provinsi setempat. Dari sisi destinasi, kurangnya petunjuk arah juga sedikit menyulitkan wisatawan yang ingin berkeliling Leang-leang. Semoga pemerintah setempat lebih memperhatikan taman wisata yang memiliki potensi luar biasa ini. Salam Pesona Indonesia ^^
Pahawang merupakan salah satu destinasi yang menjadi favorit anak muda ibukota untuk bertualang sekaligus menikmati kekayaan baharinya. Tempat yang tidak terlalu jauh dari Jakarta dan dapat ditempuh dengan darat menjadikannya ramai di setiap weekend ataupun long weekend. Kali ini aku bersama teman kuliahku merencanakan liburan ke Pulau Pahawang dengan menggunakan jasa open trip. Seperti yang sudah aku bahas di postinganku sebelumnya, kami berenam memilih jasa open trip biar lebih tenang dan ga ribet. Setelah mencari penyedia open trip yang murah, komplit dan banyak dipakai orang-orang, kami akhirnya memutuskan untuk membeli paket wisata 3 hari 2 malam (3D2N). Sebelum berangkat, penyedia jasa open trip akan memberikan travel itinerary yang berisi seluruh rangkaian kegiatan. Jangan khawatir, ketika di perjalanan jadwalnya akan menyesuaikan dan sesuai kesepakatan kelompok. Berikut itinerary yang kami dapatkan. Hari yang kami tunggu-tunggu pun tiba. Berhubung meeting pointnya di Pelabuhan Merak, aku dan temen-temenku yang tinggal di Jakarta memutuskan untuk berkumpul dulu di Seven Eleven, Kebon Jeruk sekaligus membeli semua perlengkapan bersama seperti snack, tolak angin, minyak kayu putih, dll. Sedangkan 2 temenku lainnya berangkat dari Bandung ke Merak. Setelah semuanya berkumpul, kami menggunakan Primajasa ke Merak dengan ongkos per-orangnya Rp. 30.000. Sesampainyanya di Merak, tour guide merangkap penyedia open trip ini menyambut kami dan memperkenalkan kami dengan 5 orang peserta lain. Jadi total ada 12 orang dalam grup ini. Kami segera dipandu untuk masuk kapal fery menuju Pelabuhan Bakauheni. Perjalanan Merak – Bakauheni sendiri menempuh 3 jam perjalanan. Kami memilih masuk ke ruangan lesehan biar bisa tidur karena kami harus bener-bener fit dalam perjalanan wisata ini. Tidak terasa, kami sudah sampai di Merak. Dengan mata yang masih mengantuk, kami membereskan barang dan bersiap melakukan perjalanan berikutnya dengan menggunakan mobil ke Ketapang. Perjalanan Bakauheni – Ketapang sekitar 3 jam. Kami juga memilih tidur dalam perjalanan kali ini walaupun beberapa kali terbangun karena rem mendadak dari supir. Akhirnya sampai juga di Ketapang. Kami membayangkan langsung tiba di pantai yang bagus. Ternyata Ketapang ini hanya dermaga kecil untuk penyeberangan ke pulau-pulau yang ada di sekitarnya. Kami lalu dikumpulkan di sebuah rumah sekaligus warung makan. Makanan yang tersedia hanya nasi uduk tapi tak apalah, perut udah keroncongan, makan apa aja terserah. Haha Sesuai dengan rundown acara, kami kembali melanjutkan perjalanan ke Pulau Pahawang. Sebelum kesana, kami seharusnya snorkeling dulu di Karang Nemo. Tapi berhubung hujan yang lumayan deras akhirnya kami mampir ke Pulau Kelagian Kecil. Tempatnya bagus, walaupun hujan pantainya tetep bersih dan keren banget. Puas bermain di Kelagian kecil, kami snorkeling di spot pertama yaitu Cuku Bedil. Cukup banyak yang snorkeling di area ini. Karena masih pemanasan, jadi foto-foto bawah airnya masih belum terlalu bagus. ^^ Selesai snorkeling, kami melanjutkan perjalanan ke homestay di Pulau Pahawang. Rumahnya kecil tapi bersih dan rapi. Oh iya, selama di Pahawang kita harus hemat listrik loh. Soalnya listriknya hanya ada sore sekitar pukul 5 atau 6 hingga subuh pukul 5 pagi. Jadi pastikan kamu nge-charge hape dan kamera sebelum tidur. Untuk signal, di Pulau Pahawang tidak ada sinyal untuk operator apapun (berhubung kita ber-6 memiliki operator yang berbeda-beda). Kalau mau stay updated, bisa di lakukan saat menuju spot snorkeling. Pasti bingung kan, haha. Kita juga bingung, di tengah laut sinyalnya 3G. Tapi begitu menepi ke pulau langsung hilang. Di homestay kami beristirahat sejenak sambil bersiap-siap untuk snorkeling berikutnya. Berhubung baru saja snorkeling, aku dan seorang temenku sepakat untuk tidak ikut snorkeling dulu. Kami menghabiskan waktu di kapal sambil memandangi orang-orang yang asik snorkeling. Selesai snorkeling jilid 2 kita menuju Pasir Timbul. Aku teringat Pulau Pari yang juga punya pantai pasir putih dengan hutan bakau kecil di sekelilingnya. Kami pun menggunakan kesempatan ini dengan mengambil foto sebanyak mungkin sambil menunggu sunset yang katanya indah banget. Sunset yang ditunggu-tunggu pun akhirnya menampakkan diri. Kami bener-bener terpesona dan sangat bersyukur bisa menikmati alam yang begitu indah. Kita patut bersyukur, Indonesia bukan hanya kaya akan suku, budaya, bahasa, tetapi kita juga punya sejuta surga wisata yang setiap destinasinya mempunyai pesonanya masing-masing. Berdasarkan cerita dari tour guide kami, pulau pasir timbul ini merupakan pulau pribadi pengusaha Prancis. Jadi jika dia berkunjung ke sana, maka otomatis pulau itu akan ditutup untuk umum. Beruntung kami bisa menikmati pulau ini, walaupun agak miris, pulau sebagus ini ternyata bukan milik kita tetapi sudah hak milik perseorangan. Tak terasa kami sudah seharian bermain di berbagai destinasi di sekitar Pulau Pahawang ini. Kami kembali ke homestay sambil berharap listrik sudah menyala. Maklum semua hape dan kamera sudah low battery. Sesampainya di homestay, kami langsung beres-beres. Syukurnya listrik sudah menyala, jadi kami bisa mencharger semua peralatan elektronik yang ada. Rasa lelah setelah seharian beraktivitas dan akibat kurang tidur malam sebelumnya, kami semua memutuskan untuk segera tidur. Seharusnya di malam hari ada acara barbeque, berhubung semuanya sudah kecapean dan beberapa sudah tidur duluan, akhirnya dari kelompok kami tidak satu pun yang ikut acara berbeque di luar. Pagi di Pahawang bener-bener beda. Mungkin karena listrik yang sudah mati dan banyak orang yang sudah lalu lalang menenteng peralatan snorkeling dan membawa barang. Ya, kami harus segera check out. Akan ada snorkeling lagi dan jelajah pulau, tapi kami akan langsung ke dermaga sehabis itu. Kami segera packing dan bersiap untuk snorkeling berikutnya. Kali ini spot snorkelingnya lebih ramai dan lebih bagus dari spot snorkeling kemarin. Akhirnya kami tiba di destinasi terakhir sebelum kembali ke Dermaga Ketapang. Menjelajah pulau di Pulau Ketapang Besar yang terkenal dengan pantai pasir putihnya. Semua pulau-pulau di Pahawang ini bener-bener bagus. Pasir putihnya luas dan memanjakan mata siapapun yang melihatnya. Kami bener-bener menikmati momen bersama di pantai ini. Perjalanannya serasa singkat sekali dan kami bener-bener puas dengan pelayanan tour guide kami yang sangat ramah, humble, dan penolong ini. Walaupun sendiri, dia selalu memberikan pelayanan terbaik bagi kami. Sangat recommended! Perjalanan 2 malam 3 hari ini sangat-sangat berkesan. Walaupun hujan dan mendung, kami tetep bersemangat, kompak dan selalu ceria. Menurutku ini salah satu kelebihan dari open trip. Selain mendapatkan teman baru, energi positif dari teman sekelompok memberikan sensasi yang berbeda. Kami beruntung memilih penyedia jasa open trip yang bagus dan terpercaya. Jadi jangan ragu keliling Indonesia dengan jasa open trip. Mari jelajahi Indonesia! Salam Pesona Indonesia^^ Kepulauan Seribu dan Pahawang adalah destinasi yang pernah saya kunjungi dengan menggunakan jasa open trip. Ya, open trip dewasa ini sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bagi anak muda saat ini, tidak afdol rasanya kalau belum mencoba melakukan perjalanan wisata dengan menggunakan jasa yang sangat populer ini.
Tetapi sebenernya apa sih open trip itu? Menurut pengertian dari Oxford Dictionaries, open artinya buka dan trip adalah perjalanan jauh (rombongan). Jadi dapat saya artikan dengan bahasa sehari-hari “Open Trip” adalah perjalanan jauh yang dilakukan oleh rombongan yang terbuka untuk umum. Open trip adalah trip gabungan yang merupakan solusi bagi para pecinta traveling, dimana tidak ada batas minimum peserta dalam kegiatan ini, 1 (satu) peserta dapat bergabung dengan ketentuan yang berlaku dari penyedia jasa open trip. Bagi para pecinta travelling, open trip merupakan salah satu solusi yang sangat cocok bagi perjalanan wisata mereka. Mereka bisa menjelajahi keindahan alam Indonesia dan ragam destinasi yang menawan sesuai waktu yang mereka inginkan dan dipandu oleh guide yang sudah berpengalaman. Kegiatan open trip ini juga memberikan kebebasan kepada kita untuk memilih waktu, destinasi dan paket wisata yang diinginkan. Dengan harga yang relatif hemat dan terjangkau, para traveller pun mendapatkan ragam fasilitas yang tidak kalah dengan high quality level trip. Berikut beberapa poin yang merupakan kelebihan open trip dibandingkan jenis paket wisata lainnya:
Pada prinsipnya tempat saya bekerja saat ini sangat menyambut gembira adanya fenomena open trip yang beberapa tahun terakhir sangat booming dan popular terutama dikalangan anak muda. Dengan maraknya fenomena open trip ini, sebenernya sangat sejalan dengan upaya yang kami lakukan untuk mendorong traveller melakukan perjalanan wisata ke luar provinsi mereka atau ke destinasi lain bahkan ke seluruh pelosok nusantara melalui berbagai program promosi baik elektronik, cetak, ruang dan online. Bagi kami, open trip ini bagaikan promosi gratis dari penyedia jasa open trip yang berlomba-lomba menampilkan paket-paket wisata terbaik mereka. Tak henti-hentinya penyedia jasa open trip memberikan informasi mengenai destinasi-destinasi yang sedang hits bahkan destinasi-destinasi yang baru muncul dengan foto-foto yang menarik calon traveller untuk ikut serta mengambil bagian dalam perjalanan wisata tersebut. Jasa open trip ini tentunya akan lebih berperan untuk mendongkrak kunjungan wisatawan ke destinasi wisata tertentu apabila:
Open trip ini merupakan fenomena yang harus senantiasa dikembangkan agar lebih diminati oleh para traveller. Dengan banyaknya penyedia jasa open trip yang menawarkan berbagai paket wisata dengan harga yang bersaing tentunya membuat para traveller lebih jeli dan mencari yang terbaik dari yang terbaik. Untuk para penyedia jasa open trip, berikut beberapa saran agar tetap menjadi pilihan para traveller:
Dengan munculnya berbagai penyedia jasa tour operator yang tak terbendung, masyarakat dan pengguna jasa open trip harus senantiasa berhati-hati dalam menentukan penyedia jasa open trip. Sejauh ini kami belum melakukan pendataan yang pasti mengenai usaha open trip dan teknologi yang ada saat ini dapat digunakan untuk hal-hal yang negatif. Sebaiknya gunakan jasa open trip yang sudah terpercaya dan memiliki ijin usaha yang jelas demi lancarnyanya perjalanan wisata Anda. Selamat berwisata dengan menggunakan open trip. Jelajahi Indonesia dengan sejuta pesona di dalamnya. Salam Pesona Indonesia ^^ Lovely day even in the rain...Bermula dari cerita dari teman-teman yang sebelumnya pernah berkunjung ke salah satu destinasi baru ter-hits di Bandung, Farm House, kami (red: w/ temen kantor) pun merencanakan kunjungan ke destinasi buatan ini. Tempat ini menawarkan pemandangan dan arsitektur khas Belanda. Dengan konsep pedesaan dan peternakan, orang-orang yang berkunjung disuguhi kenangan-kenangan akan kunjungan ke Belanda ataupun memori yang pernah mereka tonton atau baca. Setiap sudutnya sangat cocok dijadikan spot photo. Tak heran setiap orang yang ingin melalui jalanan akan mengantri karena banyaknya orang yang sedang berfoto. Perjalanan dimulai dari Jakarta sekitar pukul 07.00 pagi, berangkat menggunakan mobil pribadi, kami mengalami kemacetan di sekitar Bekasi. Pada km 19, kami berhenti di rest area untuk sarapan sekaligus berbelanja kebutuhan selama perjalanan. Perjalanan dilanjutkan kembali, aku hanya menikmati perjalanan di 20 menit pertama, sisanya aku habiskan untuk tidur. Hehe Tak terasa sudah hampir memasuki Pasteur, sebagai penujuk arah menuju Lembang, aku mulai searching info mengenai jalan pintas menuju Lembang melalui Sarijadi (sebelumnya sudah pernah melalui jalan itu, namun mengecek kembali tak ada salahnya, terutama untuk info terbaru mengenai jalan pintas tsb). Berikut jalan pintas menuju Lembang via Sarijadi:
Sebelum memasuki Farm House, akan ada beberapa penawaran tempat parkir. Kalau bisa sih parkirin mobilnya di Farm House saja, selain lebih aman, kamu tidak perlu jalan kaki jauh-jauh untuk masuk ke dalam. Setibanya di depan pintu masuk, kita akan disuguhi pemandangan yang asri dan sejuk. Pepohonan yang tumbuh di halaman farm house yang sekaligus parkiran memberikan kesan yang hangat dan nyaman. Petugas akan menghentikan mobil kita dan menanyakan berapa orang penumpang di dalam mobil. Kemudian kita membayar tiket per orang Rp20.000. Di depan pintu masuk, terdapat tempat penukaran tiket dengan susu murni / susu kemasan. Oh iya, tiket bisa juga ditukar dengan sosis bakar atau potongan Rp 20.000 di restoran. Saya sangat kagum dengan kebijakan destinasi ini. Dengan tiket yang cukup murah, kita juga bisa menukarkannya dengan berbagai macam makanan, maka tidak heran jika tempat ini sangat ramai dikunjungi baik saat liburan walaupun saat weekday. Orang-orang yang pernah kesana juga tidak segan untuk melakukan perjalanan kembali. Berhubung kita tiba sudah di jam makan siang, kita langsung menuju restoran. Lagi-lagi konsep yang mereka suguhkan sangat bagus, nyaman dengan properti-properti lucu. Ini beberapa spot photo yang bisa jadi referensi bagi kamu yang akan berkunjung kesana. Untuk makanan, restoran ini menyediakan beragam pilihan, mulai dari spaghetti, soup dan salad bahkan nasi goreng. Untuk harga kisaran 35-100K, tapi sesuai sih dengan rasa. Jangan lupa juga, kalau belum menukar tiket denga susu atau sosis bakar, kamu bisa menukarnya di restoran. Akhirnya pilihanku jatuh pada mushroom cream soup. Rasanya enak, hangat cocok untuk cuaca dingin saat ini. Hujan yang masih mengguyur Bandung tak menghalangi langkah kami mengelilingi area Farm House. Kami memutuskan mampir ke toko souvenir di sebelah restoran. Toko ini sangat lengkap mulai dari barang-barang khas Belanda, keramik, sampai pakaian tersedia disini. Untuk harga masih normal dan terjangkau kok. Puas mengelilingi toko souvenir, kami melanjutkan perjalanan kami ke Rumah Hobbit. Tempat photo paling hist, yang menjadi salah satu icon Farm House. Walaupun hujan, spot photo paling favorit ini tetap rame, orang-orang banyak yang ngantri demi berbagai pose. ak afdol rasanya jika tidak mengambil foto di spot ini. Kemudian kami menuju lokasi “Gembok Cinta”. Ini juga salah satu spot yang terkenal disini. Dengan Rp 20.000 kamu bisa menuliskan nama kamu dan pasangan. Kemudian membuang kuncinya ke “Sumur Harapan” di ujung perjalanan gembok cinta ini. And finally, kamu dan si dia lived happily ever after. Hujan seakan menunjukkan kekuatannya. Dari awal kedatangan hingga sore hari ini, hujan tidak henti-hentinya mengguyur Bandung. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Sambil menunggu mobil, kami berfoto di spot terakhir, air terjun mini dengan tanaman hutan di sekitarnya.
Sebenarnya masih ada beberapa spot yang tidak sempat kami kunjungi karena hujan, seperti kandang sapi, domba, kelinci, dan kandang binatang peliharaan lainnya. Overall, Farm house sangat recommended dikunjungi oleh semua kalangan dan usia. Tak perlu takut capek, karena disediakan banyak tempat duduk kayu. Alur perjalanan yang sudah didesain juga sangat baik dan tidak banyak jalan menurun dan naik. Ayo, rencanakan perjalanan liburanmu ke Bandung. Karena Bandung akan memanjakanmu dengan pesonanya. Salam Pesona Indonesia ^^ Wisata Buatan Farm House Lembang Alamat: Jln. Raya Lembang No. 108, Lembang, Bandung (Sebelah kanan) Jam Operasional: Weekday (09.00 - 21.00 WIB) Weekend (09.00 - 22.00 WIB) Harga Tiket Masuk : Rp. 20.000 / orang (Hingga November 2016) Harga Tiket Parkir : Rp. 10.000 (mobil) ; Rp 5.000 (motor) |
AuthorBertha Dian Sianipar Archives
March 2018
Categories |